Review Festivalist #2



Cuaca sedang tak menentu, begitu teriknya surya, disusul kelabunya langit, dan gemercik air yang jatuh entah darimana, semua terlukis pada hari itu. Tapi hal itu tak mengahalangi para festivalist untuk berangkat ke venue yang jaraknya lumayan jauh dari pusat kota.Saya bergegas tiba disana lebih awal untuk mempersiapkan streaming radio online, awalnya ada sedikit gangguan akan sinyal, tapi setelah mencari posisi dan gaya yang pas akhirnya 2 radio online (saya mewakili mpukiyups, dan kanaltigapuluh) bisa mengudara lewat lorong bawah tanah.

Class sore itu dibuka oleh Rizuvan Airsick, Gunmors, Balaclava, The Kage, Jalang, dan Sheena, namun terlihat belum banyak penonton yang memadati barisan depan kala itu. Mereka masih terlihat bergerombol bermalas-malasan di sekitar panggung untuk sekedar menunggu teman lainnya dan atau bermesraan dengan pasangannya. Selepas magrib, terdengar bisikan jika tiket sudah hampir soldout, rupanya para festivalist mulai berdatangan dari segala penjuru. Class dibuka kembali oleh Root Bottom, Banana For Silvy, The Chemo, dan Overjoy, terlihat lorong sudah penuh sesak oleh festivalist yang haus akan riuh rendah panggung tanpa barikade. Dilanjut The samsul hadi, dan Alter Ego yang berkolaborasi dengan Farid Stevy (FSTVLST), sontak barisan depan berubah menjadi arena moshing berjamaah.

Riuh rendah berlanjut, kali ini giliran FSTVLST yang unjuk gigi. Raungan gitar serta khotbah manis yang memicu adrenalin untuk lebih berkeringat, serta munculnya melodi masyarakat sontak membuat lorong itu semakin terbakar. Dilanjutkan oleh Soloensis, namun sayang banyak festivalist yang beranjak keluar gedung untuk sedikit mencari oksigen yang semakin langka. Beberapa baris masih tersisa hingga saat The Wonosari muncul. Awalnya sempat ragu apakah band ini bisa tampil, karena salah satu personilnya blm juga muncul. Sampai akhirnya, ini menjadi semacam reuni bagi mereka setelah sekian lama tenggelam akan kesibukan masing-masing. Namun sayang seribu sayang, Tripping Junkie tidak bisa menutup garage class malam itu, karena keterbatasan waktu acara yang awalnya sempat mundur beberapa jam.

Festivalist #2 dengan tema "Bhinneka Tunggal Ika", yang merupakan unsur dari semua perbedaan dalam satu semangat, satu pergerakan, dan satu tujuan. Melahirkan sebuah Album Kompilasi, 18 track dari band yang ada didalamnya, 18 band yang terlibat dalam sebuah gigs sederhana yang membangkitkan kembali semangat garage bawah tanah Yogyakarta.

"Rilisan Pertama, Rilisan Bersama. Bukan atas nama apapun kecuali cita-cita sederhana yaitu berkarya, didengar, dan berbagi kebahagiaan, Tidak ada urusan dengan siapa yang memulai juang, Tidak ada urusan dengan siapa yang sering tampil perang, Juga tidak ada urusan dengan pelor siapa ditumbukkan dengan tameng siapa, Adalah sebuah usaha untuk memberikan garis bawah pada teks-teks sejarah kami, Sejarah perang kecil yang akan kami deklarasikan kemerdekaannya bersama-sama suatu saat di massa depan nanti." Festivalist #2, Setara.


Berikut beberapa adegan yang terekam :