Simak tipis-tipis single Teranyar dari Umar Haen, "Di Jogja Kita Belajar"



Ada ungkapan populer untuk menghidupi masa muda, yaitu bahwa kita harus menghabiskan waktu kita untuk tiga hal: buku, pesta, dan cinta. Ketiganya seperti bagian yang saling melengkapi, jika kurang satu maka tak ideallah masa mudamu. Turut menghidupi mahzab tersebut, Umar Haen merillis single ketiganya “Di Jogja Kita Belajar” secara resmi pada 15 Februari 2018 melalui kanal Spotify, iTunes, dan Youtube. Single ini lahir sebagai rangkuman pengalamannya sebagai mahasiswa yang tinggal di Yogyakarta selama 7 tahun. Adegan demi adegan yang saban hari ia temui di kampus maupun ruang belajar lain yang berntuknya bermacam-macam ia kumpulkan dan ia jahit jadi single “Di Jogja Kita Belajar” ini. Dengan lugas ia membongkar mitos-mitos tentang kehidupan mahasiswa di kota Yogyakarta. 

Dalam track berdurasi 04:59 menit ini, ia menyampaikan secara gamblang dan jenaka soal macam-macam “pengalaman” dan “ilmu” yang tak hanya bisa didapat di ruang kelas yang membosankan, maupun tumpukan tugas yang menyita waktu luang. “Pengalaman” yang mungkin saja menjadi kekhawatiran para orang tua saat melepas anaknya jadi mahasiswa. Meski begitu, Umar Haen percaya bahwa sebenarnya setiap anak muda punya batas dan cara sendiri untuk mengatur bagaimana ia belajar, bersenang-senang, atau belajar sambil bersenang-senang sekaligus. “Saya percaya bahwa pengalaman dan pelajaran itu bentuknya nggak cuma presentasi power point, esai berlembar-lembar, atau tanda tangan persetujuan dari dosen. Saya dan teman-teman justru belajar banyak dari tongkrongan, obrolan malam-malam, dan eksperimen langsung,” ujar Umar Haen menjelaskan.

Untuk single ini, Umar Haen berkolaborasi dengan Kanosena Hartadi, seniman muda asal Yogyakarta. Dengan apik Kanosena menerjemahkan maisng-masing adegan lirik ke dalam gambar. Proses pengerjaan single ini dikerjakan di studio Rumah Baik Gowok, oleh Dhandy Satria, yang juga akan membantu penggarapan album pertama Umar Haen. Sebelum “Di Jogja Kita Belajar”, Umar Haen telah merilis single “Kisah Tentang Baju” (2016) dan “Kisah Kampungku” (2017). Meski menyandang gelar solois, komposisi yang ia bawakan tak sederhana. Ia memeluk gitar, sekaligus memainkan Arok -instrumen kayu yang berfungsi sebagai cajon dan tamborin sekaligus- dengan kaki. Menghasilkan jalinan bunyi yang kompleks, manis, dan cukup bertenaga untuk membungkus pesan-pesan gentingnya pada pendengar.

Bermodal pada keyakinan pada laku hidup dan kebijaksaan lokal, Umar Haen menerjemahkan apa-apa dalam hidupnya ke dalam lagu. Liriknya adalah kombinasi antara gairah perayaan masa muda dan usaha menjaga kewarasan lewat isu-isu kemanusiaan. Single-nya yang sudah dirilis dulu, "Kisah Kampungku" menyoal isu anak muda desa berimpian kota, mengajak kita bertanya kembali soal esensi pendidikan, impian, dan kebahagiaan. Lagu-lagunya yang lain adalah siar nasihat kakeknya soal tanah yang tidak boleh dijual, soal indahnya hidup di desa, soal kencan yang gembira, juga buku-buku yang memperkaya kita.

Saat ini Umar Haen tengah menyelesaikan penggarapan album pertamanya yang rencana akan rilis tengah tahun 2018 ini. Sementara itu, single “Di Jogja Kita Belajar” bisa menjadi sapaan perkenalan kepada para pendengar. “Seperti bahasan di lagu ini, album saya nanti juga tidak akan jauh-jauh dari pengalaman pribadi dan kehidupan di sekitar,” imbuhnya. Ia ingin single ini dijadikan soundtrack “belajar” dimanapun dan kapanpun. Salam tipis-tipis!



Kalian bisa menilik kegiatan dari Umar Haen pada laman sosial medianya, silahkan
Youtube : Umar Haen
Spotify : Umar Haen
Facebook Page: @umarhaenmusic
Instagram: @umar_haen



LIRIK:
“Di Jogja Kita Belajar”

Mitos tentang Jogja hantui orangtua
Lepas anaknya jadi mahasiswa
Rantai kekang tak lagi berwenang
Kuasa penuh di tangan si bocah
Yang kini beranjak dewasa
Belajar menalar agama di anggap tak rasional
Gemar mengutip Si Kumis Tebal

Jauh dari orangtua
Diasuh orangtua lainnya

Tipis-tipis air menipis, tipis-tipis air menipis
Jangan kena tanggung, malam belum habis

Nakal alkohol patungan berkawan
Atas nama jalin keakraban
Nakal seksual di remang kamar kosan
Desah disamarkan suara dendang
Nakal narkoba berkenalan di skena
Atas nama membuat karya

Sewu-sewu ayo dadi banyu
Sewu-sewu ayo dadi banyu
Ojo ragu-ragu daripada entuk ciu