KEDUBES BEKASI GELAR FESTIVAL



Belum lama santer terdengar tentang olokan-olokan warga sekitar terhadap Bekasi, dari cuacanya yang sangat panas, penuh polusi, hingga konstruksi jalan yang tidak karuan. Dari olok-olokan tersebut  lahir lah sebuah komunitas bentukan para remaja Bekasi yang melihat fenomena tersebut. Mereka tergabung dalam KEDUBES (Kedutaan Besar) Bekasi. Komunitas yang cukup menarik dengan merespon olok-olokan warga sekitar tersebut dengan sebuah pergerakan. Mereka merespon dengan berbagai karya, desain kaos, mural, musik, dan sebagainya.

Karya mereka yang cukup santer terdengar adalah album kompilasi musik yang diberi judul #sampingjakarta. Ada beberapa band bekasi yang terlibat dalam album kompilasi tersebut. Di dalam albumnya juga terdapat bundle sebuah buku yang berisikan tentang respon mereka menanggapi olok-olokan yang mereka terima sebagai warga Bekasi. KEDUBES Bekasi juga seringkali mengadakan acara kesenian, baik itu seni rupa ataupun seni musik. Salah satunya adalah main di kedubes, sebuah gig musik yang cukup rutin diselenggarakan oleh mereka. Dari gig tersebut sudah banyak band-band luar kota yang singgah disana, seperti Semiotika, Soloensis, Murphy Radio, dll.

16 Desember 2018, KEDUBES Bekasi menyelenggarakan gig tersebut dengan sekala yang lebih besar. Bekerjasama dengan brand rokok, mereka berhasil mengundang Efek Rumah Kaca dalam rangkaian pertunjukan "Aku Selalu Suka Bernyanyi di Bulan Desmber" menyambut momen sang vokalis yang sedang berada di Indonesia. Acara tersebut diadakan di basecamp KEDUBES Bekasi di bilangan Jati Asih. Acara ini diselenggarakan gratis bagi pemilik paspor Kedutaan Besar Bekasi. Paspor dijual terbatas di venue sebagai tanda masuk.

Acara dibuka menyambut senja dengan penampilan Big Bee & Can I Kill. Sebuah kolaborasi musik hiphop naungan KEDUBES Bekasi. Dilanjut dengan Talk Show membicarakan kompilasi #sampingjakarta untuk menutup senja. Setelah jeda magrib masih dilanjut dengan talk show bersama Kios Ojo Keos. Mereka membicarakan tentang unit dagang yang diinisiasi oleh rekan-rekan dari Efek Rumah Kaca ini. Sebuah Cofee shop dan book store yang berada di kawasan Lebak Bulus.

Setelah talk show berakhir, penampilan musik dibuka oleh Beautiful Garbage. Band math rock asal Bekasi ini cukup berhasil membuka pertunjukan malam itu dengan beberapa single mereka seperti, Sederhana Bahagia, Menjadi Baik, dan Dehidrasi. Setelah Beautiful Garbage dilanjut dengan Sir Lommar John. Band Psychedelic Rock naungan KEDUBES Bekasi yang memanaskan panggung KEDUBES FEST malam itu. Tempo dibuat lebih tenang dipenampilan Fithor Faris. Solois dengan piano ini membuat suasana lebih tenang. Penonton merapatkan barisan depan serta duduk termangu melihat penampilan Fithor Faris dengan hikmat sembari menunggu idola mereka tampil. Kabar Burung, band naungan KEDUBES yang terakhir menjajaki panggung sebelum Efek Rumah Kaca membuat crowd semakin hangat dengan bernyanyi bersama di lagu-lagu mereka. Dengan lirik yang cukup ringan dan nada yang mudah dihafal tidak sulit untuk para yang hadir menyanyikan lagu Kabar Burung.

Setelah semua band naungan KEDUBES Bekasi yang juga termasuk pengisi album kompilasi #sampingjakarta menunjukan aksinya, giliran Efek Rumah Kaca membakar panggung bulan Desember-nya. Disambut rintik gerimis Desember, Efek Rumah Kaca membuka panggung mereka dengan "Engkau dan Aku Menuju Ruang Hampa". Sontak area KEDUBES digaungi dengan suara nyanyian semua yang ada disana. Dengan crowd yang cukup padat dan ruang yang tidak terlalu luas membuat penonton harus duduk berdesakan. Ada pula yang menyaksikan penampilan ERK dari samping dan belakang pendopo yang di jadikan panggung malam itu. 

Dengan crowd tersebut membuat acara malam itu cukup intim. Dengan penampilan Cholil yang cukup enerjik pada malam itu, dengan format Pop Minimalis yang sudah jarang ditampilkan ERK semenjak album Sinestesia. Akbar, Poppy, dan Cholil banyak memainkan lagu-lagu di album awal mereka yang sudah sangat jarang dimainkan sperti, Laki-laki Pemalu, Jangan Bakar Buku, Kamar Gelap, dan Melankolia. "Desember" menutup penampilan mereka dengan manis. Tanpa jeda semua penonton bernyanyi, membuat rintik hujan enggan turun kembali.